Kebalikan dari apa yang biasa dilakukan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam pada hari raya idul fitri, dimana beliau makan terlebih dahulu sebelum berangkat ke tempat shalat. Maka pada hari raya idul adha, beliau tidak makan apa pun sebelum berangkat shalat. Beliau baru makan setelah beliau pulang dari melaksanakan shalat idul adha dalilnya adalah hadits Buraidah  yaitu,

“Dan beliau tidak makan pada hari raya kurban hingga selesai shalat.” Dalam lain riwayat dikatakan,
“Dan beliau tidak makan pada hari raya idul adha hingga pulang (dari shalat).” (Al-Hadits)






Sunnah tidak makan sebelum idul adha dan baru makan setelah selesai melaksanakan shalat idul adha ini berlaku untuk semua kaum muslimin, terutama bagi mereka yang berkurban. Adapun bagi yang kebetulan tidak berkurban, maka ia boleh memilih antara makan terlebih dahulu atau menundanya hingga sepulang shalat id. Namun, tentu saja mencontoh apa yang dilakukan Nabi lebih baik dan utama.

Setidaknya ada lima hikmah dibalik kebiasaan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dalam hal tidak makan sebelum shalat idul adha dan makan terlebih dahulu sebelum shalat idul fitri.
Pertama yaitu, karena beliau makan daging hewan kurbannya selesai shalat idul adha. Sebagaimana telah dijelaskan di atas. Kedua, karena selama Ramadhan, kaum muslimin telah berpuasa penuh. Sehingga tidak ada salahnya jika pada hari idul fitri mereka merasakan nikmatnya makan di pagi hari. Ketiga, untuk idul adha, Nabi ingin memberikan kesempatan atau waktu yang lebih luas bagi kaum muslimin yang berkurban untuk menyembelih binatang kurbannya dan menyantap dagingnya. Keempat, untuk idul fitri, Nabi ingin memberikan kesempatan terakhir bagi kaum muslimin yang belum membayar zakat fithrah untuk segera membayarkannya. Dan kelima, untuk idul adha, merupakan pendidikan bagi sebagian kaum muslimin yang tidak terbiasa puasa sunnah, agar mereka menahan lapar barang beberapa saat setelah cukup lama mereka tidak merasakan nikmatnya berpuasa meskipun hanya sebentar.

Dari ‘Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, ia berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لاَ يَغْدُو يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَأْكُلَ وَلاَ يَأْكُلُ يَوْمَ الأَضْحَى حَتَّى يَرْجِعَ فَيَأْكُلَ مِنْ أُضْحِيَّتِهِ
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berangkat shalat ‘ied pada hari Idul Fithri dan beliau makan terlebih dahulu. Sedangkan pada hari Idul Adha, beliau tidak makan lebih dulu kecuali setelah pulang dari shalat ‘ied baru beliau menyantap hasil qurbannya.” (HR. Ahmad 5: 352.Syaikh Syu’aib  Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Ibnu Qudamah rahimahullah berkata,
قال أحمد: والأضحى لا يأكل فيه حتى يرجع إذا كان له ذبح، لأن النبي صلى الله عليه وسلم أكل من ذبيحته، وإذا لم يكن له ذبح لم يبال أن يأكل. اهـ.
“Imam Ahmad berkata: “Saat Idul Adha dianjurkan tidak makan hingga kembali dan memakan hasil sembelihan qurban. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam makan dari hasil sembelihan qurbannya. Jika seseorang tidak memiliki qurban (tidak berqurban), maka tidak masalah jika ia makan terlebih dahulu sebelum shalat ‘ied.” (Al Mughni, 2: 228)

Ibnu Hazm rahimahullah berkata,
وإن أكل يوم الأضحى قبل غدوه إلى المصلى فلا بأس، وإن لم يأكل حتى يأكل من أضحيته فحسن، ولا يحل صيامهما أصلا
“Jika seseorang makan pada hari Idul Adha sebelum berangkat shalat ‘ied di tanah lapang (musholla), maka tidak mengapa. Jika ia tidak makan sampai ia makan dari hasil sembelihan qurbannya, maka itu lebih baik.  Tidak boleh berpuasa pada hari ‘ied (Idul Fithri dan Idul Adha) sama sekali.” (Al Muhalla, 5: 89)

Namun sekali lagi, puasa pada hari ‘ied -termasuk Idul Adha- adalah haram berdasarkan ijma’ (kesepakatan) para ulama kaum muslimin. Sedangkan yang dimaksud dalam penjelasan di atas adalah tidak makan untuk sementara waktu dan bukan niatan untuk berpuasa dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Dan kita lihat dari penjelasan Imam Ahmad yang dinukil dari Ibnu Qudamah di atas bahwa sunnah tidak makan sebelum shalat Idul Adha hanya berlaku untuk orang yang memiliki hewan qurban sehingga ia bisa makan dari hasil sembelihannya nanti. Sedangkan jika tidak memiliki hewan qurban, maka tidak berlaku.



Axact

Axact

Vestibulum bibendum felis sit amet dolor auctor molestie. In dignissim eget nibh id dapibus. Fusce et suscipit orci. Aliquam sit amet urna lorem. Duis eu imperdiet nunc, non imperdiet libero.

Post A Comment:

0 comments: